Amalan malam Jum’at dan hari Jum’at

Amalan dan doa malam Jum’at
Amalan dan doa pada malam Jum’at banyak sekali, antara lain:
Pertama: memperbanyak membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya. Karena dalam hadis dikatakan bahwa malam Jum’at adalah malam yang mulia dan harinya adalah hari cahaya. Dalam suatu hadis dikatakan: paling sedikitnya membaca shalawat 100 kali, lebih banyak lebih utama.
Kedua: Membaca istighfar berikut:
Astaghfirullâhalladzi la ilâha illâ Huwal Hayyul Qayyum wa atubu ilayhi tawbata ‘abdin khâdhi‘in, miskînin mustakîn, lâ yastathî‘u linafsihi sharfan walâ ‘adlâ, walâ naf‘an walâ dharrâ, walâ hayâtan walâ mawtan walâ nusyurâ, wa shallallâhu ‘alâ Muhammadin wa ‘itratihi ath-thayyibînath thâhirîn, al-akhyâril abrâr, wa sallama taslîmâ.
Aku mohon ampun kepada Allah, tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup danMengawasi, aku bertaubat kepada-Nya taubat seorang hamba yang rendah, hina dan miskin; yang dirinya tak mampu berupaya dan berbuat keadilan, tak mampu memberi manfaat dan mudharrat, tak mampu hidup, mati dan hidup kembali. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya yang suci dan baik, yang pilihan dan benar.
Ketiga: Memperbanyak mendoakan saudara-saudaranya yang beriman sebagaimana yang dilakukan oleh Fatimah Az-Zahra’ (sa). Jika mendoakan sepuluh orang yang telah meninggal, maka wajib baginya surga, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis.
Keempat: Membaca doa-doa malam Jum’at, antara lain:
Allâhumma innî a‘ûdzu bika fa-a‘idznî, wa astajîru bika fa-ajirnî, wa astarziquka farzuqnî, wa atawakkalu ‘alayka fakfinî, wa astanshiruka ‘ala ‘aduwwî fanshurnî, wa asta‘înu bika fa-a‘innî, wa astaghfiruka yâ Ilâhî faghfirlî âmin âmin âmin.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, maka lindungi aku. Aku memohon keselamatan kepada-Mu, maka selamatkan daku. Aku memohon rizki kepada-Mu, maka berilah aku rizki. aku bertawakkal kepada-Mu, maka cukupi daku. Aku memohon pertolongan kepada-Mu terhadap musuhku, maka bantulah daku. Aku memohon bantuan kepada-Mu, maka bantulah aku. Ya Ilahi, aku memohon ampunan kepada-Mu, maka ampuni daku, amin amin amin.
Allâhumma in wadha‘tanî famandzal ladzî yarfa‘unî, wain rafa‘ta famandzal ladzî yadha‘unî, wain ahlaktanî famandzal ladzî ya‘ridhu laka fi ‘abdika aw yas-aluka ‘an amrihi, wa qad ‘alimtu annahu laysa fi hukmika zhulmun walâ fi niqmatika ‘ajalun, wa innama ya‘jalu man yakhâful fawta, wa innama yahtâju ilâzh zhulmizh zha‘îfu, wa qad ta‘âlayta yâ Ilâhi ‘an dzâlika ‘uluwwan kabîrâ.
Ya Allah, jika Engkau hinakan daku, siapa lagi yang akan memuliakan aku. Jika Engkau muliakan aku, siapa lagi yang mampu menghinakan aku. Jika Engkau binasakan aku, siapa lagi yang akan beribadah kepada-Mu atau yang akan memohon pada-Mu tentang persoalannya. Sungguh, aku tahu tidak ada kezaliman dalam hukum-Mu, tidak ada yang tergesa-gesa dalam siksaan-Mu. Karena tergesa-gersa itu hanya terjadi pada orang takut ketinggalan, dan butuh pada kezaliman yang lemah. Sementara Engkau ya Ilahi benar-benar Maha Mulia dari semua itu.
Kelima: Membaca doa Kumail (doa Hidhir)
Amalan dan doa hari Jum’at
Amalan dan doa hari Jum’at antara lain:
Pertama: Mandi sunnah. Waktunya dari terbit fajar sampai matahari tergelincir. Yang paling utama menjelang matahari tergelincir.
Rasulullah saw bersabda kepada Imam Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai Ali, mandi sunnahlah kamu setiap hari Jum’at walaupun kamu harus membeli air, karena tidak ada amalan sunnah yang lebih mulia darinya.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang mandi sunnah pada hari Jum’at, kemudian membaca doa berikut, ia disucikan dari dosa-dosanya dari hari Jum’at ke hari Jum’at berikutnya, amal-amalnya diterima dan disucikan secara spritual:
Asyahadu allâ ilâha illallâh wahdahu lâ syarrîka lah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluh. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, waj’alnî minat tawwâbîna waj’alnî minal mutathahhirîn.
Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, jadikan aku tergolong kepada orang-orang yang bertaubat, dan jadikan aku termasuk kepada orang-orang yang mensucikan diri.
Kedua: Ziarah ke kuburan orang-orang mukmin khususnya kedua orang tua.Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Ziarahlah kalian ke kuburan padahari Jum’at, karena mereka mengetahui orang yang datang kepada merekadan mereka bahagia.”
Amalan dan doa-doa ini diajarkan dan dicontohnya oleh Rasulullah saw dan keluarganya.
(Fafâtihul Jinân, bab 1, pasal 4, halaman 28-38 )
Yang berninat amalan dan doa2 malam Jum’at dan hari Jum’at, berikut tek arab doa-doa tersebut, silahakan mendownload dari bagian File di Milis “Keluaega Bahgia” atau milis “Shalat-doa” berikut ini.
Wassalam
Syamsuri Rifai

TENTANG TAHLILAN

Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Pada dasarnya memang tidak ada contoh langsung dari Rasulullah SAW
tentang tahlilah yang dilakukan terutama dalam kaitannya dengan
kematian seseorang. Sehingga melakukan hal itu bukan termasuk anjuran
yang dibakukan sebagai bagian dari tata cara ritual kematian.

Namun bila masalahnya kita bedah berdasarkan bolehkah melakukan atau
ikut dalam tahlilan? Atau berdosakan bila melakukan tahlilan? Maka
kita perlu merinci terlebih dahulu apa itu tahlilan.

Paling tidak ada dua unsur utama dalam tahlilan: Pertama, bagaimana
hukum mengirimkan pahala kepada orang yang sudah mati. Kedua, makanan
yang dihidangkan oleh keluarga mayit itu apakah boleh dimakan atau tidak.

Pertama: hukum menghadiahkan pahala kepada oang yang telah meninggal.

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum berdo�a dan mengahadiahkan
pahala ibadah kepada orang yang telah meninggal dunia.
A. Pendapat pertama: Hal tersebut tidak diperintahkan agama
berdasarkan dalil:

1. Firman Allah surat An-Najm: 38-39

Bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain
dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya�

2. Surat Al Baqaraah 286 � Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang
diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya�.

Ayat-ayat diatas adalah sebagai jawaban dari keterangan yang mempunyai
maksud yang sama, bahwa orang yang telah mati tidak bisa mendapat
tambahan pahala kecuali yang disebutkan dalam hadits: �Apabila seorang
manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah
jariyah, anak yang shalih yang mendo�akannya atau ilmu yang bermanfaat
sesudahnya�(HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa�I dan Ahmad).

B. Pendapat kedua: Membedakan antara ibadah badaniyah dan ibadah maliyah.

Pahala ibadah maliyah seperti shadaqah dan hajji sampai kepada mayyit,
sedangkan ibadah badaniyah seperti shalat dan bacaan Alqur�an tidak
sampai.

Pendapat ini merupakan pendapat yang masyhur dari Madzhab Syafi�I dan
pendapat Madzhab Malik. Mereka berpendapat bahwa ibadah badaniyah
adalah termasuk kategori ibadah yang tidak bisa digantikan orang lain,
sebagaimana sewaktu hidup seseorang tidak boleh menyertakan ibadah
tersebut untuk menggantikan orang lain.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW: � Seseorang tidak boleh
melakukan shalat untuk menggantikan orang lain, dan seseorang tidak
boleh melakukan shaum untuk menggantikan orang lain, tetapi ia
memberikan makanan untuk satu hari sebanyak satu mud gandum�(HR
An-Nasa�I).

C. Pendapat ketiga: Do�a dan ibadah baik maliyah maupun badaniyah bisa
bermanfaat untuk mayyit

Dalil yang digunakan adalah: 1. Dalil Alqur�an: �Dan orang-orang 
yang
datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdo�a:� Ya
Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudar-saudar kami yang telah
beriman lebih dahulu dari kami� (QS Al Hasyr: 10) Dalam ayat ini Allah
SWT menyanjung orang-orang yang beriman karena mereka memohonkan ampun
(istighfar) untuk orang-orang beriman sebelum mereka. Ini menunjukkan
bahwa orang yang telah meninggal dapat manfaat dari istighfar orang
yang masih hidup.

2. Dalil Hadits a. Dalam hadits banyak disebutkan do�a tentang shalat
jenazah, do�a setelah mayyit dikubur dan do�a ziarah kubur.

Tentang do�a shalat jenazah antara lain, Rasulullah SAW bersabda: Dari
Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah SAW �
setelah selesai shalat jenazah-bersabda:� Ya Allah ampunilah dosanya,
sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat
tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan
air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih
bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih
baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari
keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah
dia dari siksa kubur dan siksa neraka� (HR Muslim). Tentang do�a
setelah mayyit dikuburkan, Rasulullah SAW bersabda: Dari Ustman bin
�Affan ra berkata:� Adalah Nabi SAW apabila selesai menguburkan 
mayyit
beliau beridiri lalu bersabda:� mohonkan ampun untuk saudaramu dan
mintalah keteguhan hati untuknya, karena sekarang dia sedang ditanya�
(HR Abu Dawud)

Sedangkan tentang do�a ziarah kubur antara lain diriwayatkan oleh
�Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW.� Bagaimana 
pendapatmu
kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur? Rasul SAW menjawab,
�Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik
mu�min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada
generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya �insya
Allah- kami pasti menyusul) (HR Muslim). B. Dalam Hadits tentang
sampainya pahala shadaqah kepada: Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa
Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada ditempat,
lalu ia datang kepada Nabi SAW unntuk bertanya:� Wahai Rasulullah SAW
sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat,
apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya? Rasul SAW
menjawab: Ya, Saad berkata:� saksikanlah bahwa kebunku yang banyak
buahnya aku sedekahkan untuknya� (HR Bukhari).

C. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Saum ; Dari �Aisyah ra bahwa
Rasulullah SAW bersabda:� Barang siapa yang meninggal dengan mempunyai
kewajiban shaum (puasa) maka keluarganya berpuasa untuknya�(HR Bukhari
dan Muslim) D. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Haji ; Dari Ibnu
Abbas ra bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW
dan bertanya:� Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum
terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya?
Rasul saw menjawab: �Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai
hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang
Allah lebih berhak untuk dibayar� (HR Bukhari)

3. Dalil Ijma� A. Para ulama sepakat bahwa do�a dalam shalat 
jenazah
bermanfaat bagi mayyit.

B. Bebasnya utang mayyit yang ditanggung oleh orang lain sekalipun
bukan keluarga. Ini berdasarkan hadits Abu Qotadah dimana ia telah
menjamin untuk membayar hutang seorang mayyit sebanyak dua dinar.
Ketika ia telah membayarnya nabi SAW bersabda:� Sekrang engkau telah
mendinginkan kulitnya� (HR Ahmad) 4. Dalil Qiyas Pahala itu adalah hak
orang yang beramal. Jika ia menghadiahkan kepada saudaranya yang
muslim, maka hal itu tidak ad halangan sebagaimana tidak dilarang
menghadiahkan harta untuk orang lain di waktu hidupnya dan membebaskan
utang setelah wafatnya. Islam telah memberikan penjelasan sampainya
pahala ibadah badaniyah seperti membaca Alqur�an dan lainnya
diqiyaskan dengan sampainya puasa, karena puasa dalah menahan diri
dari yang membatalkan disertai niat, dan itu pahalanya bisa sampai
kepada mayyit. Jika demikian bagaimana tidak sampai pahala membaca
Alqur�an yang berupa perbuatan dan niat.

Sejumput Akhlak Rosulullah SAW

• Dikemukakannya beberapa contoh Akhlaq yang mulia Sayyidina AL-MUSHTHOFA, Muhammad saw adalah agar kita mengetahui dan mencontohnya dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari. Sejarah menjadi saksi bahwa semua kaum di Arab sepakat memberikan gelar kepada Muhammad saw “Al-Amien”, artinya orang yang terpercaya, padahal waktu itu beliau belum dinyatakan sebagai Nabi. Peristiwa ini, belum pernah terjadi dalam sejarah Mekkah dan Arabia. Hal itu menjadi bukti bahwa Rasulullah saw memiliki sifat itu dalam kadar begitu tinggi sehingga dalam pengetahuan dan ingatan kaumnya tidak ada orang lain yang dapat dipandang menyamai dalam hal itu. Kaum Arab terkenal dengan ketajaman otak mereka dan apa-apa yang mereka pandang langka, pastilah sungguh-sungguh langka lagi istimewa.
• Diriwayatkan tentang Rasulullah saw bahwa segala tutur kata beliau senantiasa mencerminkan kesucian dan bahwa beliau (tidak seperti orang-orang kebanyakan di zaman beliau) tidak biasa bersumpah (Turmudzi). Hal itu merupakan suatu kekecualian bagi bangsa Arab. Kami tidak mengatakan bahwa orang-orang Arab di zaman Rasulullah saw biasa mempergunakan bahasa kotor, tetapi tidak pelak lagi bahwa mereka biasa memberikan warna tegas di atas tuturan mereka dengan melontarkan kata-kata sumpah dalam kadar yang cukup banyak, suatu kebiasaan yang masih tetap berlangsung sampai hari ini juga. Tetapi Rasulullah saw menjunjung tinggi nama Tuhan sehingga beliau tidak pernah mengucapkan tanpa alasan yang sepenuhnya dapat diterima
• Beliau sangat memberikan perhatian, bahkan cermat sekali dalam soal kebersihan badan. Beliau senantiasa bersiwak (menggosok gigi) beberapa kali sehari dan begitu telaten melakukannya sehingga beliau biasa mengatakan bahwa andaikata beliau tidak khawatir kalau mewajibkannya akan memberatkan, beliau akan menetapkan menjadi kewajiban untuk tiap-tiap orang muslim bersiwak sebelum mengerjakan kelima waktu sholat. Beliau senantiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah tiap kali makan, dan sesudah makan beliau senantiasa berkumur dan memandang sangat baik tiap-tiap orang yang telah memakan masakan berkumur lebih dahulu sebelum ikut bersembahyang berjamaah (Al-Bukhori)
• Dalam peraturan Islam, masjid itu satu-satunya tempat berkumpul yang ditetapkan untuk orang-orang Islam. Oleh karena Rasulullah saw sangat istimewa menekankan kebersihannya, terutama pada saat orang-orang diharapkan akan berkumpul di dalamnya. Beliau memerintahkan supaya pada kesempatan-kesempatan itu sebaiknya setanggi dan sebagainya dibakar untuk membersihkan udara (Abu Daud). Beliau juga memberi petunjuk jangan ada orang pergi ke masjid saat diadakan pertemuan-pertemuan sehabis makan sesuatu yang menyebarkan bau yang menusuk hidung (Al-Bukhori).
• Beliau menuntut agar jalan-jalan dijaga kebersihannya dan tidak ada dahan ranting, batu dan semua benda atau sesuatu yang akan mengganggu atau bahkan membahayakan. Jika beliau sendiri menemukan hal atau benda demikian di jalan, beliau niscaya menyingkirkannya dan beliau sering bersabda bahwa orang yang membantu menjaga kebersihan jalan-jalan, ia telah berbuat amal sholih dalam pandangan Ilahi.
• Diriwayatkan pula bahwa beliau memerintahkan supaya lalu-lintas umum tidak boleh dipergunakan sehingga menimbulkan halangan atau menjadi kotor atau melemparkan benda-benda yang najis, atau tidak sedap dipandang ke jalan umum atau mengotori jalan dengan cara apapun, karena semua itu perbuatan yang tidak diridhoi Allah. Beliau sangat memandang penting upaya agar persediaan air untuk keperluan manusia dijaga kebersihan dan kemurniannya. Umumnya, beliau melarang sesuatu benda dilemparkan ke dalam air tergenang yang mungkin akan mencemarinya, dan memakai persediaan air dengan cara yang dapat menjadikannya kotor (Al-Bukhori dan Muslim, Kitabal-Barr wal-Sila) [13]
• Rasulullah saw sangat sederhana dalam hal makan dan minum. Beliau tidak pernah memperlihatkan rasa kurang senang terhadap makanan yang tidak baik masakannya dan tidak sedap rasanya. Jika didapatkannya makanan sajian serupa itu, beliau akan menyantapnya untuk menjaga supaya pemasaknya tidak merasa kecewa. Tetapi, jika hidangan tidak dapat dimakan, beliau hanya tidak menyantapnya dan tidak pernah memperlihatkan kekesalannya. Jika beliau telah duduk menghadapi hidangan, beliau menunjukkan minat kepada makanan itu dan biasa mengatakan bahwa beliau tidak suka kepada sikap acuh-tak-acuh terhadap makanan, seolah-olah orang yang makan itu terlalu agung untuk memperhatikan hanya soal makanan dan minuman belaka.
• Jika suatu makanan dihidangkan kepada beliau, senantiasa beliau menyantapnya bersama-sama semua yang hadir. Sekali peristiwa seseorang mempersembahkan kurma kepada beliau. Beliau melihat ke sekitar dan setelah beliau menghitung jumlah orang yang hadir, beliau membagi rata bilangan kurma itu sehingga tiap-tiap orang menerima tujuh buah. Abu Hurairoh ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw tidak pernah makan sekenyang-kenyangnya, walaupun sekedar roti jawawut (Al-Bukhori).
• Sekali peristiwa, ketika beliau melalui jalan tampak kepada beliau beberapa orang berkumpul mengelilingi panggang anak kambing dan siap untuk menikmati jamuan. Ketika mereka melihat Rasulullah saw mereka mengundang beliau ikut serta, tetapi beliau menolak. Alasannya bukan karena beliau tidak suka daging panggang, tetapi disebabkan oleh kenyataan bahwa beliau tidak menyetujui orang mengadakan perjamuan di tempat terbuka dan terlihat oleh orang miskin yang tak cukup mempunyai makanan.
• Tiap-tiap segi kehidupan Rasulullah saw nampak jelas diliputi dan diwarnai oleh cinta dan bakti kepada Allah. Walaupun pertanggung-jawaban yang sangat berat terletak di atas bahu beliau, bagian terbesar dari waktu, siang dan malam dipergunakan untuk beribadah dan berdzikir kepada Allah. Beliau biasa bangkit meninggalkan tempat tidur tengah malam dan larut dalam beribadah kepada Allah sampai saat tiba untuk pergi ke masjid hendak sembahyang subuh. Kadang-kadang beliau begitu lama berdiri dalam sembahyang tahajjud sehingga kaki beliau menjadi bengkak-bengkak, dan mereka yang menyaksikan beliau dalam keadaan demikian sangat terharu. Sekali peristiwa Aisyah ra berkata kepada beliau “Allah telah memberi kehormatan kepada engkau dengan cinta dan kedekatan-Nya. Mengapa engkau membebani diri sendiri dengan menanggung begitu banyak kesusahan dan kesukaran?” Beliau menjawab “Jika Allah, atas kasih sayang-Nya, mengkaruniai cinta dan kedekatan-Nya kepadaku, bukankah telah menjadi kewajiban pada giliranku senantiasa menyampaikan terima kasih kepada Dia? Bersyukurlah hendaknya sebanyak bertambahnya karunia yang diterima (Kitabul-Kusuf)
• Allah telah memberikan mata untuk melihat; maka bukan ibadah tetapi aniaya kalau mata dibiarkan pejam atau dibuang. Bukan penggunaan kemampuan melihat secara tepat yang dapat dipandang dosa, melainkan penyalahgunaan daya itulah yang menjadi dosa…
• Siti Aisyah meriwayatkan “Bilamana Rasulullah saw dihadapkan kepada pilihan antara dua cara berbuat, beliau senantiasa memilih jalan yang termudah, asalkan bebas dari segala kecurigaan bahwa itu salah atau dosa. Kalau arah perbuatan itu membuka kemungkinan timbulnya kecurigaan serupa itu, maka Rasulullah saw itulah orangnya, dari antara seluruh umat manusia yang paling menjauhinya (Muslim, kitabul-Fadhoil)
• Beliau sangat baik dan adil terhadap istri-istri sendiri. Jika, pada suatu saat salah seorang di antara mereka tidak dapat membawa diri dengan hormat yang layak terhadap beliau, beliau hanya tersenyum dan hal itu dilupakan beliau. Pada suatu hari beliau bersabda kepada Siti Aisyah ra, Aisyah jika engkau sedang marah kepadaku, aku senantiasa dapat mengetahuinya” Aisyah ra bertanya “Bagaimana?” Beliau menjawab “Aku perhatikan jika engkau senang kepadaku dan dalam percakapan kau menyebut nama Allah, ‘Kau sebut Dia sebagai Tuhan Muhammad. Tetapi jika engkau tidak senang kepadaku, ‘Kau sebut Dia sebagai Tuhan Ibrahim” Mendengar keterangan itu Aisyah tertawa dan mengatakan bahwa beliau benar”
• Beliau senantiasa sangat sabar dalam kesukaran dan kesusahan. Dalam keadaan susah, beliau tak pernah putus asa dan beliau tak pernah dikuasai oleh suatu keinginan pribadi… Sekali peristiwa beliau menjumpai seorang wanita yang baru ditinggal mati oleh anaknya, dan melonglong dekat kuburan anaknya. Beliau menasehatkan agar bersabar dan menerima taqdir Tuhan dengan rela dan menyerahkan diri. Wanita itu tidak mengetahui bahwa ia ditegur oleh Rasulullah saw dan menjawab “Andaikan engkau pernah mengalami sedih ditinggal mati oleh anak seperti yang kualami, engkau akan mengetahui betapa sukar untuk bersabar di bawah himpitan penderitaan serupa itu.” Rasulullah saw menjawab “Aku telah kehilangan bukan hanya seorang tetapi tujuh anak”. Dan beliau terus berlalu.
• Beliau senantiasa dapat menguasai diri. Bahkan ketika beliau sudah menjadi orang paling berkuasa sekalipun selalu mendengarkan dengan sabar kata tiap-tiap orang, dan jika seseorang memperlakukan beliau dengan tidak sopan, beliau tetap melayaninya dan tidak pernah mencoba mengadakan pembalasan
• Rasulullah saw mandiri dalam menerapkan keadilan dan perlakuan. Sekali peristiwa suatu perkara dihadapkan kepada beliau tatkala seorang bangsawati terbukti telah melakukan pencurian. Hal itu menggemparkan, karena jika hukuman yang berlaku dikenakan terhadap wanita muda usia itu, martabat suatu keluarga sangat terhormat akan jatuh dan terhina. Banyak yang ingin mendesak Rasulullah saw demi kepentingan orang yang berdosa itu, tetapi tidak mempunyai keberanian. Maka Usama diserahi tugas melaksanakan itu. Usama menghadap Rasulullah saw, tetapi serentak beliau mengerti maksud tugasnya itu, beliau sangat marah dan bersabda, “Kamu sebaiknya menolak. Bangsa-bangsa telah celaka karena mengistimewakan orang-orang kelas tinggi tetapi berlaku kejam terhadap rakyat jelata. Islam tidak mengizinkan dan akupun sekali-kali tidak akan mengizinkan. Sungguh, jika Fathimah anak perempuanku sendiri melakukan kejahatan, aku tidak akan segan-segan menjatuhkan hukuman yang adil “ (Al-Bukhori, Kitabul-Hudud)
• Rasulullah saw senantiasa prihatin memikirkan untuk memperbaiki keadaan golongan yang miskin dan mengangkat taraf hidup mereka di tengah-tengah masyarakat. Seorang wanita muslimah biasa membersihkan masjid Nabi di Madinah. Rasulullah saw tidak melihatnya lagi beberapa hari dan beliau menanyakan ihwalnya. Disampaikan kepada beliau bahwa ia sudah meninggal. Beliau bersabda, “Mengapa aku tidak diberi tahu kalau ia meninggal? Aku pasti ikut dalam sembahyang janazahnya” dan menambahkan. Barangkali kalian tidak memandangnya cukup penting karena ia miskin. Anggapan itu salah. Bawalah aku ke kuburnya.” Kemudian beliau pergi ke sana dan mendoa untuk dia (Al-Bukhori, Kitabus-Salat)
• Abu Musa Al-Asy’ari meriwayatkan jika seorang miskin menghadap Rasulullah saw dan mengajukan permintaan, beliau biasa bersabda kepada orang yang ada di sekitar beliau, “Kemudian juga hendaknya memenuhi permintaannya itu sehingga mendapat pahala sebagai orang yang berperan serta dalam menggalakkan perbuatan baik’ (Al-Bukhori dan Muslim), dengan tujuan membangkitkan rasa cenderung untuk menolong si miskin di satu pihak dalam hati para sahabat dan dipihak lain menimbulkan kesadaran dalam hati kaum fakir-miskin adanya cinta-kasih saudara-saudara mereka yang kaya.
• Ketika Islam berangsur-angsur diterima secara umum oleh bagian terbesar bangsa Arab, Rasulullah saw sering menerima barang dan uang berlimpah-limpah, beliau segera membagi-bagikan hadiah itu di antara mereka yang sangat membutuhkan. Sekali peristiwa anak beliau, Fathimah datang mendapatkan beliau sambil memperlihatkan tapak tangannya yang tebal dan keras akibat pekerjaan menepung gandum dengan batu, memohon agar diberi seorang budak untuk meringankan pekerjaannya. Rasulullah saw menjawab, “Aku akan menceriterakan kepadamu sesuatu yang nanti akan terbukti jauh lebih berharga daripada seorang budak. Jika engkau akan tidur pada malam hari, engkau hendaknya membaca SubhanAllah 33 kali, Al-hamdulillah 33 kali dan Allahu akbar 34 kali. Hal itu akan jauh lebih banyak menolongmu daripada memelihara seorang budak” (Al-Bukhori).
• Beliau senantiasa menganjurkan kepada mereka yang mempunyai budak-budak supaya memperlakukan mereka dengan baik serta kasih sayang. Beliau menetapkan bahwa jika si pemilik memukul budaknya atau memaki-makinya, maka satu-satunya perbaikan yang dapat dilakukannya ialah memerdekakannya (Muslim, Kitabul-Iman).
• Rasulullah saw sangat berhasrat memperbaiki keadaan wanita di tengah-tengah masyarakat, menjamin mereka mendapat kedudukan terhormat dan perlakuan wajar lagi pantas. Islam adalah agama pertama yang memberikan hak waris kepada wanita…
• Jika dalam satu perjalanan beliau ada wanita-wanita yang ikut serta, beliau senantiasa memberi petunjuk supaya kafilah bergerak lambat dan berhenti-berhenti secara bertahap. Pada suatu kesempatan serupa itu ketika orang-orang berjalan cepat, beliau bersabda “Perhatikan kaca! Perhatikan kaca!” dengan maksud mengatakan bahwa ada wanita-wanita dalam rombongan dan bahwa jika onta-onta dan kuda-kuda berlari cepat, mereka itu akan menderita dari bantingan-bantingan binatang-binatang itu (Al-Bukhori, Kitab Al-Adab)
• Beliau menetapkan bahwa orang tidak boleh membicarakan keburukan seseorang yang telah meninggal, melainkan hendaknya menekankan kepada kebaikan apa saja yang dimiliki almarhum, sebab tidak ada faedahnya menyebut-nyebut kelemahan atau kejahatan orang yang sudah meninggal. Tetapi dengan mengemukakan kebaikan-kebaikan almarhum orang akan cenderung mendoakan (Al-Bukhori).
• Perlakuan Rasulullah saw terhadap tetangga dengan ramah dan penuh perhatian; beliau sangat menekankan agar orang berbakti dan mengkhidmati orang tua serta memperlakukan mereka dengan baik dan kasih-sayang; beliau selamanya memilih pergaulan dengan orang-orang baik dan jika melihat suatu kelemahan pada salah seorang dari para sahabat, beliau menegurnya dengan ramah secara berempat mata; Rasulullah saw sangat berhati-hati membawa diri agar tidak timbul kemungkinan adanya salah faham; Beliau tidak pernah mengemukakan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan orang lain dan menasehati orang-orang jangan mengumumkan kesalahan-kesalahan sendiri; Kesusahan, penderitaan atau kemalangan di saat menjelang wafat, beliau pikul dengan penuh kesabaran sampai-sampai Fathimah ra tidak tahan melihat ayahnya dalam keadaan demikian, namun beliau bersabda kepadanya: “Bersabarlah, ayahmu tidak akan menderita lagi sesudah hari ini”;
• Rasulullah saw menekankan agar para sahabat bekerja sama satu dengan lainnya. Ketika seseorang mengadukan saudaranya yang bermalas-malasan, beliau bersabda kepadanya: “Tuhan telah mencukupi kebutuhanmu berkat adanya saudaramu, dan karena itu menjadi kewajibanmu mencukupi kebutuhannya dan membiarkan dia bebas mengkhidmati agama” (Turmudzi).
• Rasulullah saw dalam jual-beli secara terus terang dan sangat mendambakan orang-orang muslim agar jangan melakukan kelicikan dalam transaksi atau jual-beli. Beliau senantiasa optimis menghadapi masa depan. Beliau sangat memusuhi sikap pesimis atau keputusasaan, Beliau bersabda: “Siapa yang menyebarkan rasa pesimis di kalangan masyarakat, ia bertanggung jawab atas kemunduran bangsa; sebab pikiran-pikiran pesimis mempunyai kecenderungan mengecutkan hati dan menghentikan laju kemajuan
• Rasulullah saw memperingatkan para sahabat agar memperlakukan hewan-hewan dengan baik dan mengecam bersikap kejam terhadap hewan. Beliau sering menceritakan tentang wanita Yahudi yang dihukum Allah swt lantaran membiarkan kucingnya mati kelaparan.
• Rasulullah saw bukan saja menekankan pada kebaikan toleransi dalam urusan agama, tetapi memberikan contoh-contoh yang sangat tinggi dalam urusan ini. Suatu delegasi suku Kristen Najron yang telah berdialog selama beberapa jam, meminta izin untuk meninggalkan masjid untuk mengadakan kebaktian di tempat yang tenang, Rasulullah saw bersabda: “Mereka tidak perlu meninggalkan masjid yang memang merupakan tempat khusus untuk kebaktian kepada Tuhan dan mereka dapat melakukan ibadah mereka di situ (Az-Zurqani)
• Keberanian Rasulullah saw luar biasa, ketika terjadi isu bahwa pasukan Romawi akan mengadakan pendudukan di Madinah dan ketika ada suara gaduh di tengah malam, beliau mengadakan penelitian sendiri dengan menaiki kudanya. Beliau sangat lunak terhadap orang yang kurang sopan terhadap beliau.
• Rasulullah saw sangat menaruh penting ihwal asas menyempurnakan perjanjian. Sekali peristiwa seorang duta datang kepada beliau dengan tugas istimewa dan sesudah ia tinggal beberapa hari bersama beliau, ia yakin akan kebenaran Islam dan mohon diperbolehkan bai’at masuk Islam. Rasulullah saw menjawab bahwa perbuatannya itu tidak tepat karena ia datang sebagai duta dan telah menjadi kewajibannya untuk pulang ke pusat Pemerintahannya tanpa mengadakan hubungan baru, jika sesudah pulang ia masih yakin akan kebenaran Islam, ia dapat kembali lagi sebagai orang bebas dan masuk Islam
• Beliau sangat menghargai mereka yang membaktikan waktu dan harta bendanya untuk menghidmati umat manusia. Suku Arab , Banu Tho‘i mulai mengadakan permusuhan terhadap Rasulullah saw dan kekuatan mereka dapat dikalahkan dan beberapa orang ditawan dalam sebuah peperangan. Seorang dari tawanan itu adalah seorang anak perempuan Hatim, seorang yang kebaikan dan kemurahannya telah menjadi buah bibir bangsa Arab. Ketika anak Hatim menerangkan kepada Rasulullah saw mengenai silsilah kekeluargaannya, beliau memperlakukan wanita itu dengan penghormatan yang besar dan sebagai hasil dari perantaraannya beliau membatalkan semua hukuman yang tadinya akan dijatuhkan atas wanita itu sebagai tindak balasan terhadap serangan mereka [28].
• Sedemikian agung dan indahnya Akhlaq Muhammad Rasulullah saw, sebagai hamba teladan umat manusia yang hidup sezaman dengan beliau maupun umat manusia yang hidup sesudahnya hingga hari Qiamat, karena itu hanya ada satu syahadat pada beliau saja yang disyari’atkan dalam agama dan wajib diikrarkan oleh setiap orang yang masuk ke dalam agama Islam, sebagai tekad untuk mengawali dalam mengikuti dan meneladani kehidupan beliau. Adapun jaminan bagi orang yang telah mengikrarkan syahadat itu adalah sorga, sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut:
Aku bersaksi tiada tuhan kecuali Allah Yang Esa yang tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya, maka tiada seorang pun yang bertemu dengan kedua kalimah syahadat itu pada Hari Qiamat, kecuali ia dimasukkan kedalam sorga karena apa yang ada di dalamnya.
Semoga bermanfaat
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat

Siksa dan Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu

6 Siksa di Dunia Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu :
  1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.
  2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
  3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya shaleh dari raut wajahnya.
  4. Orang yang meninggalkan shalat tidak mempunyai tempat di dalam islam.
  5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
  6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.
3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Menghadapi Sakratul Maut :
  1. Orang yang meninggalkan shalat akan menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina.
  2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
  3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.
3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu di Dalam Kubur :
  1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit sempitnya.
  2. Orang yang meninggalkan shalat kuburannya akan sangat gelap.
  3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.
3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Bertemu Allah :
  1. Orang yang meninggalkan shalat di hari kiamat akan dibelenggu oleh malaikat.
  2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
  3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan akan di azab sangat pedih di neraka.
Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu :
  1. Shalat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.
  2. Shalat Zuhur : satu kalo meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000 orang umat islam.
  3. Shalat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup/meruntuhkan ka’bah.
  4. Shalat Magrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan orangtua.
  5. Shalat Isya : satu kali meninggalkan tidak akan di ridhoi Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan minum dari nikmatnya.

Sebagai Muslim Maka Saya Merayakan Tahun Baru Islam 1432 H

Tanpa terasa beberapa hari lagi, umat Islam di seluruh dunia akan memperingati dan merayakan Tahun Baru Islam 1432 Hijriah. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, bagi saya dan Padepokan Galeuh Pakuan Pajajaran di Sumedang, Tahun Baru Islam yang lebih dikenal dengan 1 Suro mempunyai arti tersendiri.
Hari Raya tersebut bukan hanya sekedar merayakan dengan suka cita tetapi mengandung makna yang luas. Karena pada hari tersebut, setiap tahun kami memperingatinya dengan khusu’ dan mempunyai nilai budaya yang khas terutama budaya Sunda (budaya karuhun). Pada malam hari menjelang pergantian tahun Islam, kami berkumpul di padepokan dengan kegiatan melakukan doa bersama (tawasulan) kepada Allah SWT, Rasululllah, dan para karuhun.
Pada keesokan paginya, kami melakukan ziarah ke beberapa makam karuhun yang ada di sekitaran Sumedang dan beberapa daerah di Jawa Barat. Ziarah ke makam karuhun diawali dengan ziarah ke makam Prabu Tajimalela di Gunung Masigit. Seperti diketahui Prabu Tajimalela adalah sosok yang mendirikan Kerajaan Galeuh Pakuan atau orang mengenalnya dengan nama Kerajaan Tembong Agung di Sumedang.
Setelah melakukan ziarah, dilanjutkan dengan acara seni budaya Sunda dan dibunyikannya Gong Renteng Kabuyutan (Pusaka Leluhur Kerajaan Sumedang Larang) yang terkenal dengan kesakralannya dan tidak setiap tahun dibunyikan.
Sebelum saya mengulas tentang apa itu Tahun Baru Islam menurut budaya Sunda, maka saya ingin sedikit memberikan suatu ilustrasi cerita dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Tahun Baru Islam. Saya menamai 5 waktu kesempatan dalam naungan Rukun Islam sehingga sudah sepantasnya seluruh umat Islam di dunia menyambut datangnya Tahun Baru Islam.
Kesempatan Pertama
” Jang, kalau mau menjadi umat Islam yang baik maka sebaiknya Ujang hafal dan mengerti ucapan dua kalimat syahadat yaitu Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul “
” Ohhhh gitu ya Pak ” ujar Ujang menanggapi perkataan Pak Dahlan, seorang pria berumur 40 tahunan yang terkenal dengan rajin menjalankan sholat baik wajib maupun sunah.
” Ya harus gitu dong. Jangan asal ucap tanpa tahu apa maknanya “
Tiba-tiba terdengar suara dari telpon genggam Pak Dahlan.
” OK, Bro. Saya akan siapkan tempatnya dan jangan lupa undang teman-teman pada acara tahun baru ” jawab Pak Dahlan.
” Saya dengar Pak Dahlan menyebut tahun baru. Tahun Baru apa Pak ? “
” Masak sich kamu tidak tahu. Itu lho Tahun Baru menjelang akhir tahun. Sudah menjadi tradisi bersama teman-teman kumpul dan pesta di sebuah kafe sambil menghitung detik-detik waktu memasuki tahun yang baru. “
” Ohh gitu ya !!! “
” Lha kamu tahun baru mau kemana, jang ? Apakah kamu dan teman-teman mengadakan acara bersama-sama ? “
” Hehehe tidak Pak, karena itu bukan tahun baru saya yang telah secara aklamasi mengucapkan Syahadat Tauhid dan Syahadat Muhammad. “
—————————————————————————————–
Kesempatan Kedua
” Jang, saya perhatikan kamu jarang sekali kelihatan shalatnya “
” Aduh mas perhatian sekali dengan saya “
” Iyalah sebagai sesama umat Islam, kita harus saling mengingatkan apalagi shalat itu khan tiangnya agama kita, Jang “
” Hmm hehehe iya sich “
” Kok malah tertawa. Sudah shalat Maghrib atau belum ? “
Beberapa saat kemudian datanglah seorang anak muda.
” Lagi ngapain nih pada kumpul di sini. Daripada bengong mending kita omongi rencana kita pada acara malam tahun baru. Bagaimana kalau kita keliling kota dengan konvoi sambil membawa beduk. Terus kita kumpul deh di Ancol. Khan seru, kumpul ramai-ramai sambil mendengarkan konser musik dan diiringi kembang api “
” Itu acara apa ya. Kok harus keliling kota dan kumpul di Ancol sampai malam bahkan subuh ? “
” Masa kamu tidak tahu Jang. Itu lho menyambut malam pergantian tahun. “
” Tahun Baru Masehi ? “
” Iya memangnya Tahun Baru apa ? “
” Kirain tahun baru yang memperingati kejadian sejarah perjalanan Rasulullah dalam menjalankan syiar agama dengan melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. “
————————————————————————————————
Kesempatan Ketiga
” Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, sudah selayaknya kita melakukan puasa di bulan Ramadhan dan beberapa puasa sunnah dalam Islam terutama puasa senin-kamis. Jangan seperti kamu, Jang. Tidak pernah puasa senin-kamis. “
” Iya nih, saya memang bukan termasuk umat Muhammad SAW yang baik. Masalahnya saya tidak kuat hahahaha “
” Dasarrrrrr !!!!! “
Datanglah seorang wanita muda dan tampak sekali kalau wanita tersebut dekat dengan pemuda yang bicara dengan Ujang.
” Yang, bagaimana besok ? Apa nich acaranya untuk kita berdua pada malam tahun baru ? “
” Apa ya, bagaimana kalau kita nongkrong di kafe di Mall GI. Saya dengar ada acara bagi-bagi hadiah menyambut malam Tahun Baru “
” Jang, kamu ikut nggak ? “
” Nggak ahhh, takut ganggu kalian “
” Nggak apa-apa. Siapa tahu kamu di sana bertemu pasangan yang cocok. “
” Terima kasih. Lagipula saya nggak pernah dan nggak akan merayakan malam Tahun Baru tersebut. “
” Lha emangnya kamu merayakan Tahun Baru apa ? “
” Tahun Baru yang mengingatkan saya akan perjuangan Nabi Terakhir dalam menyebarkan agama yang saya anut yaitu Islam beserta ibadah yang dijalankannya pada hari Senin dan Kamis. “
————————————————————————————————
Kesempatan Keempat
” Senang sekali saya melihat kamu sukses “
” Yaaa ini berkat kerja keras dan rajin membayar zakat, Jang “
” Bayar zakat ? “
” Iya lah. Tahu ga kamu kalau kita sering membayar zakat maka secara tidak langsung kita telah membersihkan harta yang bukan haq. “
” Ohh gitu. Hebat kamu, Boy !!! Pantesan saja kamu bisa jadi eksekutif muda “
” Hehehe kamu aja yang malas bekerja “
Suara telpon berdering.
” Halo, Ok, gue setuju-setuju aja kalau malam tahun baru kita nongkrong di Pantai Phuket. Suasananya romantis lho apalagi kalau ada ceweknya hahahaha… Jadi kapan kita berangkatnya “
” Boy, elo mau pergi ke luar negeri ya ?! Hebat euy “
” Biasalah acara tahunan bersama para eksekutif muda. Itu lho tahun baruan “
” Jauh banget tahun baruan harus ke sana “
” Sudah tradisi. Nah elo tahun baruan mau merayakan dimana ? “
” Gue ga tahun baruan karena gue udah tahun baruan sebelumnya “
” Lha Tahun Baru apaan tuh Jang “
” Tahun Baru untuk memperingati junjungan Nabi Besar dalam menyebarkan ajaran Islam. Salah satunya ibadah zakat. Sederhana sih hanya buat nasi tumpeng atau kalau ada rejeki potong kambing atau sapi. Kemudian setelah berdoa mengucapkan puji syukur, kami bersama-sama menyantap hidangan nasi tumpeng yang berisi lauk pauk seperti telur, ayam atau kambing atau sapi. “
————————————————————————————————-
Kesempatan Kelima
” Jang, ane ingatin ya. Elo khan sudah lama belajar baca Qur’an, masak bacanya begitu. Hancur lebur, ga berirama, dan ga masuk di hatiiii “
” Maafkan saya Pak Haji “
” Elo harus belajar dari Iqro-iqroan lagi. Kalau perlu dari awal “
” Baik, Pak Haji. Kalau begitu saya pamit dulu mau pulang “
” Oke, tapi jangan lupa ya nanti sore elo bantu remaja di sini buat layar di lapangan bola. “
” Lah emangnya ada acara apa Pak Haji ? “
” Masak elo nggak tahu. Entar malam khan malam tahun baru. KIta sekampung mau mengadakan nonton bersama sambil makan-makan dan ngopi bareng, Jang. Apa elo nggak tahu atau lupa ? “
” Nggak sih Pak Haji. Masalahnya saya sudah Tahun Baru sebelumnya ? “
” Lha emangnya elo tahun baru apa ? Perasaan gue malam tahun baru ya Tahun Baru Masehi 1 Januari “
” Heheheehe bagaimana sih Pak Haji ? Khan ada Tahun Baru Islam 1 Muharam. Kemarin saya bersama teman-teman padepokang mengadakan acara tadarusan dan tawasulan pada malam Tahun Baru Islam. “
Kemudian Ujang menjelaskan demikian kepada para saudara sebangsa dan seagama :
” Sebagai orang keturunan Muslim, setiap tahun saya selalu merayakan acara Tahun Baru Islam 1432 H atau lebih dikenal dengan Suroan. Lho kok keturunan muslim sich. Khan saya lahir ke dunia sudah dianggap muslim karena Bapak-Ibu saya beragama Islam. Jadi bisa dikatakan keturunan Muslim yang masih memegang ajaran orang tua-orang tua jaman dulu yang selalu merayakan Suroan (1 Muharram) tiap tahunnya. Lagipula memang inilah tahun baru Islam yang sudah seharusnya dirayakan. “

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme